Senin, 25 Februari 2013

TUNE UP MESIN DIESEL

TUNE UP MESIN DIESEL


1.     Perawatan sistem pendinginan
Gangguan pada sistem pendinginan secara umum akan berakibat meningkatnya suhu kerja mesin yang akhirnya akan mengganggu kinerja mesin. Gangguan langsung akan dirasakan antara lain : tenaga berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami kerusakan. Pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendingin meliputi :
a.     Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin.
Periksa ketinggian air pendingin yang terdapat pada tangki penampung (reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga garis FULL.

b.    Memeriksa  Kondisi air pendingin
Periksalah air pendingin dari kemungkinan kotor, terdapat karat atau tercemar oli.

c.     Memeriksa sistem pendinginan
Periksalah kemungkinan terjadi :
1)   Kerusakan fisik pada radiator atau selang radiator.
2)   Kerusakan pada klem selang radiator.
3)   Kisi-kisi radiator berkarat atau rusak.
4)   Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core) dan penguras.

d.    Memeriksa kerja tutup radiator
Dengan menggunakan alat test tutup radiator (radiator cap tester) periksalah kondisi pegas dan katup vacum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik telah rusak. Tekanan pembukaan katup : STD = 0,75 – 1,05 kg/cm2. Limit = 0,6 kg/cm2. (sesuai dengan ketentuan manual).

e.     Memeriksa tali kipas
1)   Tali kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi retak, perubahan bentuk, aus atau terlalu keras, terkena oli atau paslin/grease.
2)   Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli.
      
f.     Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
Dengan tekanan 10 kg/cm2, tekanan tali seperti pada gambar defleksi/ kelenturan tali :
Pompa air – alternator    : 7 – 11 mm
Engkol – Kompresor                  : 11 – 14 mm
Bila tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST penyetel tali kipas. Tegangan tali kipas :
Baru : 100 – 150 Lbs
Lama : 60 – 100 Lbs
(sesuaikan dengan ketentuan manual)
  
2.     Membersihkan saringan udara (air filter)
Gangguan pada saringan uda akan berakibat tenega engine berkurang dan bahan bakar boros. Adapun prosedur perawatannya seperti berikut :
a.     Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai ada benda yang masuk ke karburator.
b.    Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen.
c.     Jika elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti.

3.     Memeriksa baterai
Kemampuan kerja baterai akan mengalami penurunan eiring dengan pemakaian. Kinerja baterai yang kurang baik akan menyebabkan : sulit untuk menstarter engine, gangguan pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris).
Perawatan baterai meliputi :
a.   Pemeriksaan secara visual
Periksa baterai dari kemungkinan :
1)   Penyangga baterai berkarat
2)   Terminal longgar, berkarat atau rusak
3)   Kotak baterai rusak atau bocor

a.     Mengukur berat jenis elektrolit
1)   Memeriksa berat jenis elektrolit baterai dengan hydrometer. Berat jenis : 1,25 – 1,27 pada suhu 20o C.
2)   Periksa  jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit harus berada antara garis upper level dan lower level.

4.     Memeriksa sistem pelumasan
Sistem pelumasan merupakan bagian vital pada engine. Gangguan pada sistem pelumasan  akan berakibat : suhu engine meningkat berlebihan, komponen-komponen engine cepat aus, dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada sistem pelumasan meliputi :
a.   Memeriksa tinggi oli
Tinggi oli harus berada antara garis L dan F, bila kurang harus ditambah, periksalah kemungkinan ada kebocoran, dan perbaikilah.

b.    Memeriksa kondisi oli
Periksa oli dari kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah berubah warna karena terbakar.

c.     Mengganti saringan oli (oil filter)
1)   Membuka saringan oli dengan SST
2)   Pasang saringan oli baru dengan tangan sampai kencang
3)   Hidupkan mesin dan periksalah kebocoran
4)   Matikan mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang ditambah
     
5.     Periksa komponen sistem bahan bakar
a.   Memeriksa saringan bahan bakar dan water sedimeter.
Periksa keadaan saringan bahan bakar dari kotoran yang terdapat didalamnya. Bersihkan saringan bahan tersebut dengan membersihkan dengan solar dan disemprot dengan udara bertekanan. Jika sudah sangat kotor, ganti saringan bahan bakar.
Periksa juga keadaan water sedimeter. Bersihkan air dari water sedimeter.
b.   Periksa injection nozzle.
Periksa tekanan pengabutan dari injection nozzle dari masing-masing silinder dengan injection tester. Tekanan injeksi 11,768 – 12,749 kPa atau 120 – 130 psi atau 120 -130 kg/cm2.


Selain itu periksa bentuk pengabutannya (nozzle spray).

6.     Memeriksa tekanan kompresi engine
Apabial tenaga berkurang, penggunaan oli berlebihan atau penggunaan bahan bakar boros, ukur tekanan kompresinya.
       
a.   Panaskan mesin dan kemudian matikan setelah mencapai temperatur kerja normal.
b.   Lepaskan socket (fuel cut off selenoid) pompa injeksi.
c.   Lepaskan busi pijar (glow plug)
d.   Periksa tekanan kompresi.
1)   Sekrupkan SST tambahan pada lubang glow plug.
2)   Hubungkan SST compression gauge pada SST tambahan
3)   Buka tutup throttle sepenuhnya
4)   Ketika mesin berputar, ukur tekanan kompresinya.
Gunakan selalu baterai charger penuh untuk menjamin mesin berputar  pada 250 rpm atau lebih. Pengukuran dilakukan pada waktu yang singkat.
Tekanan kompresi maksimum : 32,0 kg/cm2
Tekanan komresi minimum : 20,0 kg/cm2
Perbedaan tiap silinder : 5,0 kg/cm2
5)   Lakukan langkah a sampai dengan d untuk silinder berikutnya.
6)   Apabila kompresi pada satu silinder atau lebih keadaannya rendah, masukkan sedikit oli ke dalam silinder melalui lubang glow plug dan ulangi lagi pengukuran tekanan kompresi.
a)   Apabila ditambahkan oli kompresinya bertambah, maka ring piston atau lubang silindernya mungkin keadaannya aus atau cacat.
b)   Apabila tekanan tetap rendah,mungkin ada kesalahan pada sistem katup atau kedudukannya atau mungkin juga adanya kebocoran pada gasket.
7)   Pasangkan kembali glow plug
8)   Sambungkan socket fuel cut selenoid pompa injeksi.
7.     Menyetel katup
Perubahan pada setelan katup akan berakibat pemasukan gas baru dan pengeluaran gas bekas terganggu dan akan menyebabkan tenaga engine berkurang, putaran idel terganggu dan suara berisik. Adapun prosedur penyetelannya sebagai berikut :
a.   Menempatkan tanda timing
1)   Panaskan engine kemudian matikan.
2)   Tepatkan silinder no 1 pada top kompresi.
b.   Mengencangkan baut-baut kepala silinder dan penumbuk katup
1)   Baut kepala silinder : 5,4 -6,6 kgm.
2)   Baut penumbuk katup : 1,8 – 6,6 kgm.
Menyetel celah katup
Celah katup diukur di antara batang katup dengan lengan penumbuk (rocker arm). Celah katup hisap: 0,20 mm dan katup buang: 0,30 mm (sesuaikan dengan ketentuan manual). Penyetelan katup caranya yaitu :
1)     Topkan silinder 1 top akhir kompresi (awal ekspansi/ awal usaha).
2)     Setel katup Buang pada silinder 1 dan 3, katup isap pada silinder 2 dan 1.

3)     Putar satu kali putaran (360o)
4)     Setel katup Buang pada  silinder 4 dan 2, katup isap pada silinder 3 dan 4.

8.     Penyetelan injection timing
a.     Memasang SST dan dial indikator
1)   Lepas baut penyumbat (plug bolt) dari kepala distributor pompa injeksi.
2)   Pasangkan SST (pengukur langkah plunyer) dan dial indikator pada lubang baut penyumbat dari kepala distributor.

b.    Set silinder no 1 atau 4 kurang lebih 25o – 30o TMB/ kompresi.
Putar puli poros engkol berlawanan arah jarum jam sehingga celah puli bergeser 25o – 30o dari titik timing.

c.     Bebaskan ACSD advance (dengan ACSD)
1)   Gunakan obeng, putar tuas cold start berlawanan arah jarum jam kira-kira 20o.
2)   Letakkan plat metel antara tuas cold start dan thermo wax plunyer.

d.    Setel saat injeksi
1)   Set dial indikator pada 0 mm.
2)   Periksa kembali dan teliti bahwa dial indikator menunjukkan pada 0 mm, ketika poros engkol diputar perlahan-lahan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
3)   Putarkan perlahan-lahan poros engkol searah jarum jam sampai celah puli segaris dengan tanda timing.

4)   Ukur langkah plunyer.
Langkah plunyer :
Dengan ACSD = 0,54 – 0,66 mm
Tanpa ACSD = 0,84 – 0,96 mm

5)   Kendorkan mur dan baut seperti berikut:
a)    4 mur union pada pipa injeksi
b)    Dua baut penahan poros pompa injeksi ke bracketnya.
c)   Dua mur penahan pompa injeksi ke rumah timing belt
6)   Setel langkah  plunyer dengan menggeserkan rumah pompan injeksi perlahan-lahan.
Apabila langkah tersebut kurang dari spesifikasi, geser pompa injeksi ke arah mesin. Dan apabila langkah tersebut lebih besar dari spesifikasi, geser pompa menjauhi mesin.

7)   Keraskan baut dan murnya.
8)   Dengan ACSD, Lepaskan plat metal
9)   Lepaskan SST dan dial indikator
a)   Lepas SST dan dial indikator
b)   Pasangkan gasket baru dan baut penyumbat dari kepala distributor.

10)    Hidupkan mesin dan periksa kebocoran.
9.     Penyetelan putaran idle dan kecepatan maksimum
a.   Kondisi awal
1)   Temperatur kerja mesin normal
2)   Saringan udara terpasang
3)   Semua switch perlengkapan off
4)   Semua saluran vakum disambung dengan tepat
5)   Celah katup disetel dengan benar
6)   Saat injeksi disetel dengan benar
7)   Transmisi dalam posisi netral (N)
b.   Hubungakan tachometer
c.   Menyetel putaran idle
    
1)   Periksa bahwa tuas penyetel menyentuh sekrup penyetel putaran idle, saat pedal akselerasi dibebaskan. Bila tidak menyentuh, setel link akselerasi.
2)   Hidupkan mesin.
3)   Periksa putaran idle.
Putaran idle ± 700 rpm.
4)   Menyetel putaran idle
·       Lepaskan link akselerasi
·       Kendorkan mur pengunci pada sekrup penyetel putaran idle
·       Setel putaran idle dengan memutar sekrup penyetel
·       Keraskan mur pengunci dan periksa lagi putaran idle
·       Hubungkan kembali link akselerasi
·       Setelah dilakukan penyetelan idle, setel link pedal akselerasi
d.   Menyetel kecepatan maksimum

1)   Periksalah bahwa tuas penyetel menyentuh sekrup penyetel kecepatan maksimum (maximum speed ajusting screw), pada saat pedal akselerasi ditekan secara keseluruhan.
Apabila tidak, lakukan penyetelan pada link akselerasi.
2)   Hidupkan mesin.
3)   Tekan pedal akselerasi secara keseluruhan.
4)   Periksa kecepatan maksimum
Kecepatan maksimum LH = 4700 rpm.
e.   Menyetel kecepatan maksimum
        
1)   Lepaskan link akselerasi
2)   Putuskan kabel segel dari sekrup penyetel kecepatan maksimum
3)   Kendorkan mur pengunci pada sekrup kecepatan maksimum, gunakan SST untuk mengendorkan mur pengunci.
4)   Setel kecepatan maksimum dengan memutar sekrup penyetel kecepatan maksimum.

Putar sekrup penyetel saat mesin berputar idling, kemudian naikkan kecepatan putaran mesin dan periksa kembali kecepatan maksimum.
5)   Keraskan mur pengunci.
Gunakan SST untuk mengerakkan mur pengunci.
6)   Periksa kembali kecepatan maksimum.
7)   Sambungkan kembali link akselerasi.
8)   Setelah menyetel kecepatan maksimum, setel link akselerasi.
                          Segel kembali sekrup penyetelnya dengan kawat segel baru.

                        http://pujakesumaputrasurya.blogspot.com/2012/09/tune-up-mesin-diesel_3199.html

1 komentar: